Selasa, 14 April 2015 | By: DIAN - NIDA - BLOG

Balada Kamu dan Bintang


Sesi 1 - Salut. Satu kata itu yang bisa kukatakan untuk para lelaki pecinta dunia tulis-menulis. Makhluk tipe rasional ini selalu mengutamakan logika dalam alur pikirannya, sehingga tidak banyak yang membawa perasaan apalagi sampai menuangkannya dalam suatu karya. Itu sebabnya aku salut kalau di zaman seperti ini masih ada lelaki yang ajeg menulis, apalagi menulis suatu cerita tentang hidupya. Bisa dibilang amat sangat jarang (LAKI-LAKI)

Sesi 2 - Diani merengut tanda tidak puas melihat tulisan yang berjajar di mading sekolahnya. Dia mencari satu puisi yang amat dinanti, tapi tak kunjung ditemukannya. Secercah puisi terpampang di pojok suatu mading yang digoreskan dengan tinta warna perak dan latar hitam kelam. Terlihat judul yang tertulis dengan tulisan paling jumbo "Balada Bintang dan Kamu" membuat matanya menggerakkan kaki dan tubuhnya untuk mendekati posisi puisi tersebut. Diani terpaku membaca deretan kata yang tertulis indah dengan tulisan tangan khas yang amat dikenalnya. Tulisan manusia yang selama ini selalu menelisik alam bawah sadarnya, mengganggu setiap tidurnya, membuatnya bertingkah seperti orang gila mencari-cari puisi di deretan puluhan puisi yang tertempel di mading sekolah setiap harinya. Meskipun dia hanya bisa menemukan tulisan yang dicarinya sekali dalam seminggu.
















Deru angin malam menandakan ruh kehidupan
Di jendela kamar yang selalu kulihat terbuka
Di balik tirai yang tersingkap oleh udara bergerak
Ada sebuah bayangan dengan berjuta keajaiban
Ada kamu dan bintang

Serisau pun itu, malam tak pernah membiarkanku diam oleh lamunan
Ia menghiburku dengan gugusan terindah 
Membentuk cinta yang menandakan kamu
Kamu dan bintang
Bintang teman malam

Kelam masa lalu bukanlah malam
Ia adalah bintang
Karena akan menunjukkan siapa kamu
Menunjukkan jika kamu adalah bintang
Kamu bukan orang yang salah kuimpikan

Ini balada kamu
Kamu dan bintang
Dua hal yang beriringan
Dan kini aku tahu tentang kamu 
Dengan segala kekurangan dan kelebihanmu

-Nirwana-