Rabu, 31 Desember 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

2014!

Kini aku mengerti kenapa sahabat lebih berarti dari segalanya. Bahkan di setiap nafasku, rasa syukur pernah mengenal kalian selalu terucap tanpa kusadar. Sepuluh per dua belas waktuku di tahun 2014 ini penuh dengan kisah antara aku dan kalian. Ya, kalian yang Allah kirimkan dalam hidupku untuk mengisi sebagian catatan harianku. Yogyakarta adalah saksi bisu perkenalan, segala lelucon, permasalahan dan senyuman kita selama satu tahun ini. Ini darimu dan akan kujaga sahabat-sahabatku. Allah telah mengabulkan doa pertamaku di sembilan belas tahunku. Dipertemukan dengan sahabat sejatiku. Tidak butuh waktu lama, Allah mengabulkan doaku di hari itu juga. Terima kasih penyejuk setiap genting waktuku, setiap hela nafasku, setiap gugur hatiku, dan pelengkap di kala kekurangan memaksaku untuk menyerah.
_DNA_14
Kado terindah di sembilan belas tahunku

KILAS BALIK 2014

Ini kita sepuluh bulan yang lalu.... Saat sekat masih tebal, saat aku mulai mengenal satu per satu dari kalian...
Puncak Nglangeran, 20 Februari 2014
Perjalanan dengan berjuta rasa, beratus kata, berpuluh jiwa, tapi tetap satu makna. BERSAMA!
Puncak Suroloyo, 16 Juli 2014 :)
Cause you make me feel so lucky :)
Candi Ijo, 15 Mei 2014
Aku harap kalian tidak lupa momment ini.... 
Training kedua kita! Kita tumbuh menjadi seseorang....

Bahkan momment ini pun rindu able...
Latihan penelitian di kandang ayam....
Kandang ayam Fapet, 2 September 2014

Walaupun sudah lewat lebaran sebulan, kita tetap semangat saling memaafkan :)
Syawalan FOSMAPET, 27 September 2014

Ini waktu kunjungan ASC dari TP ke Fosmapet... 
tetep sempet berposee....:)
Kunjungan ASC, 29 Maret 2014

Karena sempurna tidak ada. Karena kekurangan selalu ada, dan kelebihan adalah kunci utama agar kita tetap menjaga rasa saling memiliki. Aku tidak akan bisa bertahan tanpa semangat yang kalian tularkan, tanpa cinta yang kalian tebarkan setiap saat, tanpa tulus yang kalian retas tiap detiknya.

Ketahuilah, meskipun kita memiliki pilihan yang berbeda di tahun depan, apapun kita nantinya, aku tidak ingin kita saling melupakan. Aku sangat ingin kita bersama saling menguatkan. Karena kebersamaan yang tulus adalah kekuatan saat kompleksnya problematika beranjak mendewasakan diri kita.

Mungkin kalian berpikir ini alay, konyol, atau terlalu berlebihan. Namun, dalam catatan pendek ini aku hanya ingin mengutarakan rasa terima kasihku dan syukurku karena mengenal kalian. Aku tidak ingin kenangan ini hanya aku yang menikmati, tapi juga kalian, aku tidak ingin kata-kata ini nantinya akan terbang bersama angin topan, sedangkan kata-kata ini akan berarti di saat kita berada di tempat berbeda. Tetaplah menjadi bagian dari catatan harianku, para pejuang kehidupan!


Sabtu, 06 Desember 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

DIAM dan GERAK

Kadang diam menjadi sebuah keharusan, bukan lagi pilihan. Ketika diam ini melaksanakan perintah dari neuron otak, seketika tidak ada dampak yang harus didapatkan. Namun, ketika diam masih menjadi sebuah pilihan, bisa jadi dan sangat mungkin diam menjadi bumerang bagi para hati pencari solusi. Karena diam sebagai pilihan tidak akan membuat permasalahan tuntas terselesaikan begitu saja, justru diam yang akan membuat masalah semakin mengular tak berujung, sehingga yang harus dilakukan adalah bergerak.

Bergerak. Ada dasar dalam sebuah perpindahan posisi dalam hidup. Gerak. Artinya menuju sebuah titik, tapi melalui serangkaian proses panjang. Bergerak harus ada dasarnya. Gerakku terbatas. Terbatas pada pemahamanku tentang dunia imajiner. Ketika aku memilih untuk bergerak, artinya aku harus dan memang sudah siap menghadapi segala resiko nantinya. Ketika aku berhenti atau jeda dalam bergerak, apakah artinya ada yang salah dengan gerakku atau ada yang salah dengan pemahamanku?
Minggu, 16 November 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

HUJAN DI ATAS MALAM

Malam ini kudengar beragam suara alam. Mulai dari gemuruh awan sampai damai rintik hujan. Sepoi angin mengiringi berjalannya detak sang pemilik angka yang terus berganti tanpa punya jeda. Naluri terenyak oleh bisikan dari dunia masa depan tentang segala macam deadline dan tumpukan kertas yang harus dibereskan esok hari juga. Lelah, jenuh, gelisah, emosi yang naik turun. Sudah biasa kala menikmati menjadi tombak utama untuk menghadapi. Hari akan melebur menjadi rentetan jam yang bergumam. Jam akan bercecer menjadi jajaran menit yang melilit. Menit akan memvonis menjadi tetesan detik yang memantik. Waktu akan selalu seperti itu. Hingga jiwa-jiwa perlahan melayang merentangkan satu asa... menuju jejak pendahulu... meluap menuju permukaan abadi... Waktu akan tetap seperti itu...
Minggu, 19 Oktober 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

PUISI "aku"

Satu-satunya puisi dari kelas satu SMP yang tak pernah kulupakan....
Puisi yang menyimpan sejuta cerita tentang masa-masa yang takkan pernah kualami lagi, tapi terekam dalam tiap bait "aku". Chairil Anwar dengan AKU yang membuat "aku" mengingat "aku".
"aku"

Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak! juga kau!
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
dari kumpulannya terbuang
biar peluru menembus kulitku
aku tetap meradang, menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari 
berlari.
hingga hilang pedih peri
Aku aku akan lebih tidak peduli!
Aku mau hidup seribu tahun lagi

--Chairil Anwar-- AKU

Sabtu, 18 Oktober 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

EASY AND DIFFICULT, THAT'S NOT PROBLEM

"-------Begitu banyak orang bertanya tentang kehidupannya yang 'sulit', tapi hidup itu sudah ada yang mengatur kok-----------"
Bicara tentang kesulitan, saya mengingat sesuatu. Tentang masa lalu yang tidak luput dari kata sulit. Sulit berkomunikasi, sulit bergaul, sulit membaur, sulit beradaptasi, tapi ternyata baru kusadari sekarang.... sulit itu sugesti teman...! Karena mudah dan sulit adalah dua kata yang berlawanan arti tapi berjalan beriringan. Jika sulit di awal, bisa jadi dan kemungkinan besar yang terjadi mudah di solusinya. jika sulit ada di tenbgah, bisa jadi dan kemungkinan besar kemudahan ada di sela-sela kesulitan tersebut. In shaa Allah.
Seperti firman Allah dalam Al-Quran surah Al-Insyirah ayat 5 dan 6. "Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan (5). Bersama kesulitan ada kemudahan (6)." Di dunia ini tidak ada yang mutlak benar dan mutlak salah. Setiap kebenaran dan kesalahan manusia masuk dalam hukum relativitas. Serba relatif karena pandangan dan cara analisis manusia berbeda antara satu dengan lainnya.
Kesulitan yang kita terima dalam kehidupan sehari-hari misalkan macet. Saat berada dalam kemacetan dan kita hendak menghadiri suatu acara penting, kita akan berfikir kalau itu adalah kesulitan yang akan menghasilkan hal buruk ke depannya. Namun, di tengah kemacetan yang menjebak kita malah bertemu dengan sahabat lama kita. Kebetulan, saat itu kita sedang memcari pekerjaan, dan sahabat lama kita menawari untuk berbisnis bersama mulai saat itu juga. Walaupun tidak jadi menghadiri acara penting itu, kita tetap dapat bahagia, karena di sisi lain, kemudahan datang tanpa diterka.
Lihatlah, kesulitan yang dialami di awal justru mendatangkan kebahagiaan, "Karena kemudahan yang Allah berikan tidak akan salah tempat dan waktu. Kita hanya butuh bersabar dan berikhtiar."
Kamis, 16 Oktober 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

MENGINGAT ALLAH


Itu yang kutahu..... 
Nggak ada dunia dengan kepuasan maksimal. Toh pada akhirnya semua akan lewat begitu saja, akan beralih ke rentetan kepuasan-kepuasan lainnya. Hidup kita punya Allah guys, pada akhirnya kita akan kembali pada-Nya. Ingat Allah tidak memandang waktu. Ketenangan sebagai indikasi setelah mengingatinya menjadi fakta yang tak terbantahkan. 
--Hikmah--
Rabu, 15 Oktober 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

- Seutas Senyuman Menjelang Sayu Langit -

....... Sore ini, aku mendengar seorang anak perempuan berumur sekitar 5 tahunan mengatakan empat kata yang membuatku harus merelakan bibirku merekahkan senyuman di lima detik pertama hembuskan napas .......



(Seorang perempuan paruh baya (yang awalnya tidak mengenakan jilbab) memakai jilbab di depan tokonya, si anak kecil (sebut saja cinta) menghampirinya dan memperhatikan wanita itu)

"Buk, ibuk sekarang Islam ya?" ucap cinta dengan gestur polos dan muka manisnya, seakan tidak ada beban dalam perkataannya.

"Eh, ibuk memang daridulu islam dek!" Si ibu menjawab dengan agak kesal sambil meninggalkan anaknya.
(Cinta malah tertawa, entah tawa bingung atau tawa tanda mengerti)

Sekilas percakapan ini membuatku terpana sekejap dan terbawa dalam lamunan. Bayangkan saja, seorang anak kecil yang belum tahu tentang hukum menutup aurat sudah memahami bahkan dengan refleks berkata seperti itu. Di benak anak sekecil Cinta pun seorang muslimah sudah identik dengan jilbabnya. Di benaknya, sudah terlukis seperti apa image muslimah. Masya Allah!


Menjelang sayu langit, di rabu sore nan cerah ini.... Aku belajar satu hal tentang Islam dan kehidupan. Kehidupan dengan Islam dengan seluk-beluknya, yang bahkan orang dewasa ada yang tidak mengertinya membawaku pada suatu lorong yang di dalamnya terdapat jutaan cahaya. Cahaya itulah yang akan membawaku ke tempat selanjutnya. Islam. Islam. dan Islam. Indah, sempurna, berharga.
Senin, 13 Oktober 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

SEKARANG . . .

Saya berontak dalam diam tak berkesudahan. Teringat oleh kerangka dalam keseharian. Saya mengingatnya. Mengingat serpihan demi serpihan kejadian. Saya ingat dan saya berpikir ulang. Begitu bodohnya saya. Begitu lemahnya saya hingga terjerembab pada lubang yang sama. Dan parahnya lagi, saya baru menyadarinya. Benar, Allah sayang sama saya. Allah mengingatkan saya ketika saya lengah, ketika sedang dalam kondisi resah. Dia tunjukkan berbagai puzzle kehidupan hingga terajut menjadi alur yang nyaris sempurna. Tuhanku.... Allah.... Tidak ingin lagi rasanya memilih tanpa pertimbangan dan pikir panjang. Rasanya ingin bungkam. Rasanya ingin diam.  


Sabtu, 30 Agustus 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

Detektif Qona'ah dan Detektif Qonanah

   

Hey, nama saya DNA, biasa dipanggil Dian. Teman saya NAJ berinisiatif menyelidiki suatu kasus pelik yang kita alami bersama. Terceletuk dari mulut saya kata-kata Detektif Qonanah, ceritanya sih versi perempuannya detektif Conan, akhirnya kita sepakat bahwa selama beberapa waktu nanti kita akan "menjabat" sebagai seorang detektif profesional. Siapa sangka, baru hari pertama pencetusan, sudah ditemukan satu bukti saja. Satu bukti sangat berarti. Puzzle tidak akan terpecahkan jika satu bagiannya hilang. Semua bukti harus terkumpulkan hingga menghasilkan kenyataan yang sejalan dengan logika. Semangat memecahkan kasus pertama! :)


Jumat, 01 Agustus 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

Sajak #5

Soreku terbenam oleh mentari
Di saat alam menyadarkanku akan suatu hal
Aku masih bisa membuka mata
Meraba angin
Menyentuh uap air
Menghirup udara dengan gratis
Di batas antara yang bergerak tenang dengan deburan ombak

Terpaan gerak kehidupan tak gentarkanku
Tetap kuterjang seperti aral melintang
Pasir putih membantuku 'tuk berpijak
Di atasnya aku menapak
Langkah ini satu satu menelan waktu
Ber-asa peroleh ketenangan
Berharap menikmati kesempurnaan ciptaan Tuhan

Surya di batas khatulistiwa
Menyatakan bahwa ia akan segera kembali ke peraduan
Membawa kabar kalau esok akan berbeda
Menyampaikan pesan tentang "hari ini" manusia
Sebab ku, kau, dia, mereka masih "bernyawa"
Karena kita masih membuka mata
Karena kita masih punya kata

Kuenyahkan khawatir berlebihan
Untuk renungan persembahan hati terdalam
Keelokan tak jua hilang
Jikalau hati tetap berpegang kebenaran
Di batas khatulistiwa
Aku melepas duka, lara, pedih peri
Melawan nafsu yang tlah terpatri

Di batas khatulistiwa
Antara mentari, debur ombak, dan langit kemerahan
Menjadi saksi bisu
Berdiriku disini menatap gugusan ke-Mahaan ciptaan Tuhan
Dan terus berharap dalam kalbu
Esok hari di tempat dan waktu yang sama
Aku akan lebih baik dari hari ini

Dian Nur Amalia_Di Batas Khatulistiwa ^()^







Minggu, 27 Juli 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

Sajak #4

Seperti ini










 Setelah lama lelah
Saya dengar suara berontak dalam dada
Ingin muncul sebagai "saya"
Bukan menjelma sebagai "Dian"

Manis muka manis kata
Orang bilang, tapi ku diam
Bila benar, ku tak minta katakan
Cukup anggap saja "saya" ada

Dekapan angin menyayat jiwa
Seketika itu "saya" sadar
Bukan sebagai "Dian" saya dilahirkan
Hanya waktu yang bergumam

Jingga menerpa napas
Kala ingin "saya" berkata
Rasa bungkam justru melanda
Waktu ingin "saya" menjadi "Dian"

Baik untuk menghindar
Solusikah?
Baik untuk menghadapi
Kuatkah?

Dian Nur Amalia_"Saya" bukan "Dian"




Kamis, 24 Juli 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

Sajak #3

Kucoba tetap terpana
Dengan pemandangan biasa
Menjaga hati dan mata
Mengarungi fakta yang ada

Gumamku masih terdengar
Ketika genggam tak erat
Menggapai asa yang tak terucapkan
Andai saja aku bicara

Gerakku adalah fana
Seolah bukan untukku dunia dicipta
Laksana langit tanpa ungu
Samar dan gelap

Ketika aku memilihcita
Bukan tidak ada yang kukorbankan
Semu adalah malam
Ketika aku memutuskan


Karena mengaku memiliki
Karena mengaku bersama
Karena mengaku dicintai
Di suatu waktu . . .

Dian Nur Amalia_"Di Suatu Waktu"
Rabu, 23 Juli 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

Sajak #2

Mewarnai Hidup









Jingga menyilakan sang cinta
Hingga hilang kelabu
Semerbaknya aroma malam
Merobek kegelapan 
Untuk diam dan mendengar

Telusur langkah telusur
Tujuh jiwa sedang bergumam
Menanti awan kan datang
Mengawang ke luar pikiran
Angka berujung angkasa

Tujuh cinta dengan jiwanya
Mencari manisnya cara
Saat kan bahagia
Waktu kan dahaga
Perih kan terlena

Tujuh masa dengan diorama
Sempatkan tuk bertahta
Tersenyum dengan sajaknya
Dilema bukan simalakama
Arti hati dengan keyakinan

Dian Nur Amalia_"TUJUH" 




Selasa, 22 Juli 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

Sajak #1

Sepagi aku menyeruput indahnya lukisan alam
Sontak membawa dalam kedamaian
Rasa terpatri dalam-dalam
Angin yang bertiup tak jua terkatakan
Kapas jatuh tanpa beban
Yang kurindukan hanya pasir tak bertuan
Memaksa diri untuk diam
Hanya sempat mengurungkan

Jikalau benar bahagia kan datang
Camar kan menyampaikan kabar
Bahwa ada hati di sana tanpa nyawa
Kelak akan menjadi jiwanya
Pena memaksaku untuk berbicara
Ketika sang bintang temaram
Dijaga malam
Pelupukku tertunduk pelan

Melati ingin dipelihara dengan tulus
Wanginya ingin menyebar tanpa kecuali
Putihnya ingin berbagi dengan awan hati
Batangnya ingin mengokohkan sang nurani
Akarnya menyapa matahari
Spektrum daunnya membawa aura malaikat
Sapanya lembut membuai
Dalam diamnya kurindukan

Dian Nur Amalia _ Kumelatikan Pagi
Selasa, 08 Juli 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

Suara Hati


Aku membuka mata terhadap dunia yang fana. Aku menerka tapi tidak kentara. Aku meraba tapi tidak tau rasanya. Tuhanku satu. Tuhanku mengatur hidupku sedemikian rupa untuk senantiasa mengingatkanku pada kekuasaan-Nya yang tidak pernah fana. Yang tanpa diterka sudah lebih dulu kentara. Yang tidak perlu diraba sudah menampakkan kemahaan-Nya. Aku tersenyum dengan nikmat-Nya, aku menangis dengan nikmat-Nya, aku berduka bukan karena tidak menerima takdir-Nya, tapi karena luput dari nikmat-Nya yang seharusnya bisa kunikmati. Allahku satu. Allah memberiku kehidupan sedemikian rupa dengan indahnya... dengan agungnya.... dengan luar biasa... Allahku satu... baik burukku tak kupermasalahkan, karena ini anugerah. Setiap alur hidup yang penuh dengan benjolan di berbagai sisi tak kusesali, karena semua ada hikmahnya. Setiap tangisan tak kuhadapi dengan larut, karena kutahu itu hanya akan menyiksa. Allahku penghiburku di kala aku terpuruk, mengingatkanku di kala aku berlebihan menerima kebahagiaan. Aku merasa tenang, Allah ada di setiap hela nafas. Di setiap detak jantungku. Allah... Allah... Allah...
Aku menunjuk ke arah sana, kilaunya menyejukkan mata, menarikku untuk ikut serta. Semoga suatu hari aku benar-benarada di sana. Tenang, Nikmat, dan Bahagia yang sejati. 

Minggu, 06 Juli 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

DI KALA AKU TERTAWA

Aku berkata pada diriku sendiri. Aku hidup, karena memang aku masih merasakan hembusan nikmat yang tak kudapat di planet lain. Waktu cukup tau sedikit banyak mengenai alur hidupku. Bahkan, ia menjadi saksi bisu bagaimana sekarang aku berkelana ke negeri imajinasi untuk melukis kata yang tak kudapat secara kilat. Ada banyak hal yang membuatku berpikir mengapa kita jatuh? mengapa kita harus mengalami yang namanya kegagalan? mengapa harus ada yang namanya kesalahpahaman? mengapa bisa kamu, dia, mereka menangis? mengapa aku bisa TERTAWA?

Semburat ungu melumuri sendu yang lama tak hilang dari pelupuk hatiku. Selama itu juga aku menertawakan diriku yang tak berdaya oleh waktu. Ya, aku tercabik dan teriris oleh waktu bak pedang mengiris total cabai dapur. Sangat mudah. Aku terkoyak oleh panas dinginnya hawa nafsu yang tak diam ketika aku menundukkan hatiku. Aku menjadi korban karena tak jua menunjukkan perlawanan. Dan kini, aku TERTAWA ketika kesulitan membelit sebagian perasaan.

Kita jatuh. Allah ingin kita berdiri dengan mengingat-Nya kembali. Kita gagal. Allah ingin memberikan keberhasilan yang lebih besar di lain hari. Kita salah paham. Allah ingin kita membangun komunikasi. Kamu, dia, mereka menangis. Allah ingin kita saling menguatkan. Aku tertawa. Allah ingin aku merasakan perbedaan. Perbedaan antara di kala aku TERTAWA dan di kala aku MENANGIS. 
Senin, 19 Mei 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

BICARA DIAM

Tidak selalu aku harus diam. Tidak selalu aku harus berbicara. Ada kalanya dalam diam aku berbicara lewat pola lain, dan ada kalanya dalam bicara ternyata aku seolah diam. Terkadang manusia suka asyik dengan dunianya sendiri, dunia diam dan dunia berbicara. Ketika sedang berbicara mereka lupa dengan manusia diam yang di otaknya sudah tersimpan banyak ide, dan ketika diam mereka lupa kalau diamnya adalah malapetaka bagi dirinya sendiri. Masing-masing individu memiliki perspektif berbeda dalam memahami diam dan berbicara ini. Dua kata yang berlainan arti dan makna. Dua kata yang menjadi problematika. Bicara dan Diam. Bicara atau Diam. Bicara dalam Diam. Diam Tak Bicara.
Minggu, 18 Mei 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

Aku Rindu

Seutas hati merindukan dia
Rindu memeluk tubuhnya
Rindu belaiannya
Rindu senyumannya
Rindu perkataannya

Apapun yang Allah berikan padanya
Semua indah, semua kurindukan
Semua kuinginkan lagi
Allahku... aku ingin pulang
Sabtu, 17 Mei 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

Sebelum Senja Menjemputmu

Seakan aku terbuai dengan indahnya cinta, aku terbang dengan sayap nan mempesona. Wajahku mendongak pongah tanpa rasa bersalah. Separuh hatiku digenggamnya, terlena pada sesuatu yg fana.
Awan itu mengajakku ke arah sana. Arah yang penuh dengan tanda tanya. Aku mencoba menyimpan rasa, kian lam kian terasa. Aku menjaga waktu untuk tetap di tempatnya, tapi tidak bisa. Aku menundukkan pandanganku, menemui satu titik temu. Yang kunamakan itu cinta.

Sebelum ada oranye di ujung ufuk, aku menanti dengan penuh perasaan. Mengharapkan yang diharapkan untuk datang bersua. Setidaknya menoleh dan mengulum sedikit senyuman. Mungkin harapan tidak akan runtuh seketika.
Dekap kain sutra nan menyilaukan mata, senantiasa hadir tuk jadi obat sang jiwa. Ketika aku mengharapkan dia tetap ada, Yang Mahakuasa mengizinkannya. Senyap sore hanya sementara, riuh datang tanpa terduga. Ketika Aku nyaris berbahagia, Yang Maha Pencipta menjadikan senja sebagai penutup kehidupannya. -DNA-
Jumat, 16 Mei 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

Allah mengubah segalanya menjadi lebih indah...

Jika bukan bumi yang dipijak, mungkin manusia akan melayang dan tak ada kepastian. Manusia bukan diciptakan untuk melayang dan mengambang, tapi manusia diciptakan untuk membuat perencanaan dan Allah yang akan menentukan berhasil tidaknya rencana manusia. Bagaimana dengan kegagalan? Kegagalan bukan sesuatu yang luar biasa. Jika saja di dunia tidak ada kata "gagal", dari mana manusia tahu kata berhasil? jika saja manusia tidak pernah merasakan kegagalan, bagaimana mungkin bisa? Apakah sebegitu sempurnanya manusia itu? 
Kegagalan adalah sebuah kebahagiaan... kebahagiaan karena bisa melihat kelemahan manusia yang membuat kesombongan runtuh seketika. Kegagalan adalah keberhasilan... keberhasilan ketika bisa merasakan apa yang orang lain rasakan... Kegagalan adalah keindahan... keindahan karena Allah memberikan peringatan untuk selalu berusaha dan tidak mudah putus asa.

Jumat, 09 Mei 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

"RANDOMANIA DAY"

< Sebuah kata, sebuah makna, sebuah dunia, satu cerita >

Hari yang kulalui detik ini bukan sekedar hari biasa. Ada yang spesial di hari ini. Apa? Banyak sentilan sentilun yang diperdengarkan di telinga kanan dan telinga kiriku seakan tidak mau berhenti sejengkal pun. Katakanlah, p****t, seperti itu, dannnn it's all about RANDOM. D tidak pernah mempermasalahkan tentang randomitas, justru menurut D itu menjadi sebuah terobosan menuju kreatifitas dengan batas yang sekarang sudah bertebaran dimana-mana. D suka keteraturan, tapi D juga suka keabstrakkan. Abstrak membuat semuanya terlihat rumit tapi asik... Gimana ya, sebuah keteraturan yang konkret dengan kerandoman plus abstrak tidak seimbang kalau diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Kebanyakan orang punya salah satu sifat, kalau nggak keteraturan tapi abstrak ya random tapi teratur... gimana ya ngejelasinnya... ya begitulah. Setiap hari ada saja yang terjadi. Aku pun tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok. Just prepare my self and yours! be spirit! 
Semoga nggak ada yang namanya randomania (abstrak) lagii... konkret dongg... :D
Karena Allah menciptakan sesuatu ada tujuannya. Manusia berperilaku salah karena lewat kesalahannya dapat mengingatkannya kpd kebaikan. Random bukan sesuatu yang salah, karna memang kodrat manusia yang fluktuatif, jadi jangan salahkan diri saja, tapi juga perbaiki dan evaluasi... karena hari-hari kita akan random selamanya jika tetap berpegang pada ssuatu yang tidak pasti. Tau kan yang pasti apa? yes, you've known it.



DNA ^_^
Sabtu, 22 Februari 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG
TELUR AYAM

­
            Sebagian besar penduduk Indonesia mengonsumsi telur ayam untuk memenuhi kebutuhan protein dalam tubuh. Namun, agaknya konsumsi telur di Indonesia yang notabenenya kaya potensi alam untuk peternakan justru membuat kewalahan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan telur dalam negeri. Hal tersebut disebabkan oleh kualitas telur dalam negeri yang masih tergolong rendah.
            Realitanya, telur yang didistribusikan dari peternak ke pedagang kecil kualitasnya belum bisa dibilang layak. Ada yang di permukaan cangkangnya tesisa kotoran ayam, ada juga yang retak dan permukaannya tidak sempurna. Akibatnya, pembeli tidak bergairah untuk membeli telur ayam dalam negeri. Berbeda dengan telur ayam impor yang kualitas luarnya dipoles sedemikian rupa hingga pembeli percaya dan memutuskan untuk mengonsumsinya.
            Sebetulnya, banyak cara sederhana yang mudah dilakukan untuk memperbarui strategi pemasaran telur dalam negeri agar bisa menyaingi telur impor, seperti membersihkan telur sebelum didistribusikan ke pedagang-pedagang, memisahkan warna dan ukuran telur agar seragam, dan menyeleksi telur yang tidak layak dipasarkan. Cara-cara tersebut begitu sederhana, tapi seakan diabaikan dan hanya menjadi iming-iming kata “telur berkualitas” dalam benak masyarakat kita, khususnya para peternak ayam petelur lokal.
            Begitu banyak ide yang dapat diaplikasikan dalam “mempercantik” permukaan luar dan kualitas di dalam telur tersebut. Salah satunya adalah dengan mengemas satu kilogram telur dalam kotak berlabel yang dibuat semenarik mungkin dan kemudian kotak tersebut disegel. Jika perlu, di luar kemasan telur tersebut diberi cap halal agar pembeli lebih percaya dan yakin bahwa telur yang dibeli itu layak untuk dikonsumsi.
            Selain mempercantik kemasan untuk pemasaran dalam negeri, sebetulnya banyak peluang ekspor telur ayam ke negara-negara Asia dan sekitarnya. Namun, peluang tersebut tidak dapat dimanfaatkan dengan baik oleh civitas Indonesia, khususnya oleh pemerintah dan peternak ayam petelur lokal. Pasalnya, meskipun kualitas telur ayam Indonesia terbilang baik, tetapi tampilan luarnya berbanding terbalik dengan kualitas di dalam telurnya. Ketidakseragaman ukuran dan permukaan cangkang yang tidak steril menyebabkan negara pengimpor berpikir ulang untuk menerima telur dari Indonesia.

            Agaknya jelaslah bagi kita semua bahwa produksi dan distribusi telur ayam dalam negeri dengan keadaan seperti sekarang ini harus mulai diubah ke arah yang lebih baik. Dampaknya bukan hanya bagi individu, melainkan sampai ke pemasukan devisa negara. Dengan perubahan pola pengemasan dan pembersihan telur ayam, masyarakat akan merasa aman mengonsumsi telur. Tidak takut terkontaminasi oleh kotoran yang melekat di cangkangnya ataupun zat-zat lain yang disuntikkan ke dalamnya. Selain itu, telur ayam dalam negeri dapat memperluas pasar sampai ke luar negeri dan itu artinya menambah devisa negara.                                                                                              

Dian Nur Amalia 

UNTAIAN KALBU

Tangis...
Kesedihan merajalela...
Bukan soal cinta atau persoalan dunia
Ini cerita tentang hati yang gulana
Merasa lalai terhadap perintah-Nya
Takluk oleh dunia
Tanpa ada pikir ke arah akhiratnya


Tawa...
Muncul tidak seketika
Butuh melepas kegulanaan dan cengkraman yang ada
Mengingat salah, khilaf dan nestapa
Memohon ampun kepada Yang Mahakuasa
Memohon yang terbaik dan yang terbaik
Memohon ditunjukkan jalan yang lurus

Allahu rabbi... 
Ampunkanlah dosaku
Serta dosa orang tua dan adik-adikku
Jadikanlah tangis kami dengan sebab dosa kami kepada-Mu
Dan jadikanlah tawa kami sebagai wujud rasa syukur kami kepada-Mu

Allahu rabbi...
Tuhan semesta alam yang tak pernah tertidur
Tuhan yang selalu mengawasi tiap milisekon gerak-gerik alam semesta
Tuhan yang Maha Pengampun
 Tuhan yang Maha segalanya

Ingin rasanya bahagia dalam hati
Syarat itu pasti ada
Setelah syarat, kunci pasti ada
Kunci bahagia dan damai hati itu

Dengan shalat dan sabar!

DNA


Selasa, 18 Februari 2014 | By: DIAN - NIDA - BLOG

INSTRUMEN HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL HAM


1.      INSTRUMEN HAM INTERNASIONAL
Banyak pakar HAM yang berpendapat bahwa lahirnya gagasan terhadap jaminan hak asasi manusia dimulai dengan adanya perjanjian Magna Charta. Akan tetapi tidak sedikit pula yang meyakini bahwa jaminan HAM sesungguhnya telah tertampung sejak 600 tahun sebelumnya tepatnya dengan lahirnya piagam Madinah pada masa awal Islam. Bahkan menurut Almaududi, perlindungan yang terangkum dalam Piagam Madinah ini lebih komperhensif jika dibandingkan dengan konsep Ham dalam Magna Charta.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa untuk mendapatkan pengakuan terhadap HAM harus melalui perjalanan yang sangat panjang. Oleh karena itu patut kita syukuri bahwa sekarang HAM sudah diakui secara Internasional. Dengan demikian HAM dapat ditegakkan tanpa batas ruang dan waktu.
Pengakkan HAM secara internasional didasarkan pada instrument Ham internasional yang terdiri atas berbagai jenis dasar hukum seperti berikut :
A.    Declaration by United Nation (Deklarasi Perserikatan Bangsa – Bangsa)
Deklarasi Perserikatan Bangsa – Bangsa diterbitkan pada tanggal 1 January 1942. Pernyataan tentang HAM dalam deklarasi PBB ini tercermin dalam penggalan kalimat yang berbunyi “bahwa kemenangan adalah penting untuk menjaga kehidupan, kebebasan, independence, dan kebebasan beragama serta untuk mempertahankan Hak Asasi Manusia dan keadilan.”
Berkaitan dengan hal tersebut Presiden Amerika Serikat, Franklin D. Rossevelt, memberikan pesan yang ditujukan kepada kongres tentang 4 (The four freedom) yang diupayakan untuk dipertahankan di dalam perang. 4 kebebasan tersebut sebagai beikut :
1.      Kebebasan untuk berbicara dan menyatakan (Freedom of Speech)
2.      Kebebasan beragama (Freedom of Religion)
3.      Kebebasan dari ketakutan (Freedom from Fear)
4.      Kebebasan dari kekurangan (Freedom from Want)

B.      Universal Declaration of Human Rights (Deklarasi Universal HAM)
Setelah perang dunia II selesai, PBB akhirnya dapat menghasilkan Uiversal Declaration of Human Rights pada tanggal 10 Desember1948 yang terdiri atas 30 pasal. Pernyataan umum HAM atau Deklarasi Universal HAM ini dipengaruhi oleh 4 macam kebebasan yang disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat, Franklin D. Rossevelt yang telah dijelaskan di atas. Adapun rincian Ham dalam piagam HAM PBB sebagai berikut :
1.      Hak Kebebasan Politik (Pasal 2 – 21), berisi kebebasan mengeluarkan pendapat dan berserikat
2.      Hak Sosial (Pasal 22 – 23), berisi antara lain kebebasan memperoleh pekerjaan
3.      Hak Beristirahat dan Hiburan (Pasal 24)
4.      Hak akan Tingkatan Dasar Penghidupan yang Cukup Bagi Penjagaan Kesehatan dan Keselamatan serta Keluarganya
5.      Hak Asasi Pendidikan (Pasal 26), antara lain berisi kebebasan memperoleh pendidikan
6.      Hak Asasi dalam Bidang Kebudayaan (pasal 27)
7.      Hak Asasi menikmati kehidupab social dan internasional (Pasal 28)
8.      Kewajiban – kewajiban yang harus dipenuhi dalam melaksanakan hak asasi (Pasal 29 – 30)

Meskipun pernyataan HAM PBB tersebut bukan merupakan konvension atau perjanjian yang harus ditaati oleh semua anggota PBB, semua anggota PBB secara moral berkewajiban untuk melaksanakan pernyataan tersebut. Sekalipun suatu Negara berusaha untuk mengikuti pernyataan tersebut, pada kenyataan pelaksanaannya disesuaikan dengan kepentingan nasional tiap – tiap Negara.

C.    Deklarasi Wina tentang HAM bagi NGO
Pada tahun 1973, 2 tahun setelah bubarnya Uni Soviet, di Wina diadakan kofrensi tentang HAM untuk organisasi – organisasi non pemerintah yang menghasilkan deklarasi Wina tentang HAM bagi NGO. Deklarasi ini mengeaskan keuniversalan HAM dan keharusan penerapannya secara menyeluruh atas umat manusia tanpa memperhatikan perbedaan latar belakang budaya dan hukum setempat. Deklarasi ini juga menolak klaim nuansa perbedaan HAM antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya.

2.      KASUS – KASUS PELANGGARAN HAM INTERNASIONAL
Pada dasarnya kasus – kasus terjadinya pelanggaran HAM sangat marak terjadi dan telah berlangsung sejak lama. Akan tetapi, perhatian dunia internasional yang diwakili oleh PBB tampak meningkat setelah terjadinya Perang Dunia II yang telah menewaskan banyak umat manusia.
Diantara contoh pelanggarn HAM Internasional yang terjadi menurut urutan waktu sebagai berikut :
a.     1924 di Italia
Benito Mussolini telah mendirikan sekaligus memimpin [aham fasisme di Italia. Ia telah memerintah pada tahun 1924 – 1943 dengan sangat otoriter. Lawan – lawan politik yang tidak segaris dengan pemikirannya ditangkap dan dibunuh. Mussolini telah menduduki Negara asing seoerti Etiophia dan Albania. Ia juga salah seorang pencetus Perang Dunia II dan berkoalisi dengan Hitler untuk melawan sekutu
b.     1933 di Jerman
Adolf Hitler yang berhasil memenangkan pemilu melalui Partai Buruh Jerman Sosialis memimpin Jerman dengan sangat otoriter. Banyak kejahatan kemanusiaan pada waktu itu. Misalnya dengan penangkapan secara masal terhadap lawan – lawan politiknya, pembasmian terhadap orang – orang yahudi, menduduki Chekoslovakia dan Austria serta memicu tejadinya PD II.
c.     1960 di Republik Afrika Selatan
Ketika rezim apartheid yang didominasi orang – orang kulit putih berhasil menguasai pemerintahan di Afrika Selatan, mereka melakukan kebijakan yang merugikan warga kulit hitam. Diantara peristiwa yang memakan korban adalah terbunuhnya 77 orang dari kalangan sipil pada peristiwa Sharpeville. Demikian juga pada tahun 1976 terjadi peristiwa berdarah yang menewaskan banyak warga sipil, terutama murid – murid sekolah.
d.     1979 di Uni Soviet
Negara Uni Soviet atau sekarang Rusia telah melakukan penyerangan berkepanjangan di Afganistan yang berlangsung pada tahun 1979 hingga 1990 an. Sejumlah pasukan perang sebanyak 85 ribu tentara didatangklan dari Uni Soviet untuk bertempur di Afganistan sehingga makan banyak korban, baik militer maupun sipil.
e.     1992 – 1995 di Serbia Bosnia
Pada tahun 1992 – 1995 terjadi perang di Bosnia yang dipimpin oleh Radofan Karadzic. Dalam perang di Bosnia tersebut terjadi pembunuhan masal terhadap 8000 warga muslim Bosnia di Srebenica. Srebenica adalah daerah kantong bagi penduduk Muslim Bosnia. Dalam perang tersebut Radofan Karadzic bertekad untuk melakukan pembersihan etnis kepada warga non Serbia.



3. PERADILAN INTERNASIONAL HAM
            Peradilan Internasional mengandung pengertian upaya penyelesaian masalah dengan menerapkan ketentuan – ketentuan hokum internasional yang dilakukan oleh peradilan internasional yang dibentuk secara teratur. Peradilan internasional ini dilakukan oleh Mahkamah Internasional dan badan – badan peradilan lainnya. Berkaitan dengan upaya penanganan pelanggaran HAM internasional, ada beberapa peradilan yang mempunyai kewenangan untuk melakasanakannya seperti berikut.
a.     Mahkamah Pidana Internasional (Intenational Crime Court)
International Crime Court merupakan pengadilan internasional yang bersifat permanent untuk mengadili para pelaku kejahatan internasional. ICC dibentuk berdasarkan perjanjian antarnegara yang diber nama Rome Statute of the International Criminal Court atau popular dengan sebutan Statuta Roma tahun 1998. Komunitas internasional melalui Statuta Roma telah menyepakati adanya 4 jenis kejahatan yang masuk dalam kategori kejahatan internasional sebagai berikut :
1)     Kejahatan genosida (The crime of genocide)
2)     Kejahatan kemanusiaan (Crimes against humanity)
3)     Kejahatan perang (War crimes)
4)     Kejahatan perang agresi (The crime of aggression)
Berdasarkan Statuta Roma, Mahkamah Pidana Internasional memiliki yurisdiksi untuk mengadili dan meminta pertanggungjawaban individu/perseorangan (Individual criminal responsibility) yang melakukan, memfasilitasi, dan memberikan perintah sheingga menyebabkan terjadinya kejahatan – kejahatan yang berada dalam lingkup kejahatan internasional. Keberadaan ICC telah efektif sejak tanggal 1 Juli 2002 setelah 60 negara meratifikasinya. Namun, ICC berlaku bagi Negara – Negara yang telah meratifikasinya. ICC mempunyai wewenang untuk mengadili kejahatan – kejahatan HAM internasional seperti yang tercantum dalam Statuta Roma.
Selain itu, ICC juga dapat mengadili kasus pelanggaran dengan didasarkan ata resolusi PBB, jika Negara yang bersangkutan dianggap tidak memiliki atau kemauan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ICC merupakan pengadilan komplementar dari suatu pengadilan nasional. ICC ini berbeda dengan International Court of Justice (ICJ) atau Mahkamah Internasional. Perbedaannya terletak pada kewenangannya. Mahkamah internasional mempunyai kewenangan untuk memeriksa dan memutus kasus sengketa antar Negara (Contentious case) yang lebih bersifat keperdataan serta memberikan fatwa (advisory opinion)


MY MOTHER - UMI


I want to describe about my mother.
My mother’s name is Riyani. She is forty one years old now. She has smooth white skin. Her forehead is wide. My mother has round black eyes. She also has small flat nose and chubby cheek. Her mouth is thick. She always gives me and my daughters’ advices to be good people by her mouth.
My mother has short neck and small shoulders. Her arms are long and not too fat. She has long fingers. Her fingers are longer than mine. Her legs are not too long and not too fat.
She has special characteristic, which is she has many freckles in her body. A big freckle in her face, there is on the left of her mouth or between her mouth and her nose.
My mother is a Mathematics teacher in a school at my town. She dedicates her life for teaching the other people especially her students. Besides teaching at school, she also opens a Mathematics Course in the house. She teaches seriously but so fun.

My mother often advice me and my daughters to help each other and do the best or maximally for our life. She has been patient against our mischief. She is our inspiration. She is our spirit for face our life in the future. She is our motivator. She is really my idol. I love my mother

.

Cerpen

“D-I-O”

Oleh: Dian Nur Amalia


Kita masih bersama. Itu hal yang paling menenangkan hatiku sejak pertama kali aku bertatap muka dengannya. Mengapa? Karena dia adalah Dio. Lelaki berperawakan tinggi, bertubuh kekar dan tegap, serta berdada bidang itu mencuri sebagian hatiku yang masih tersisa sejak hilangnya Dio. Dio yang menghilang adalah Dio kekasihku. Sebulan setelah ia menghilang tanpa jejak, aku menemukan Dio yang baru. Dio yang tidak jauh lebih tampan, tidak jauh lebih pintar, dan tidak jauh lebih perhatian ketimbang Dio-ku. Aku bersyukur masih bisa bersama dia, karena aku punya ambisi lain yang takkan pernah kubongkar ke siapa pun. Ambisi yang kupendam untuk kulumat dalam kenyataan. Aku akan menemukan Dio-ku lagi!
Perhatian adalah hal mustahil yang diberikan Dio kepada semua orang, termasuk kepadaku. Ia begitu dingin. Bahkan, lebih dingin dari es batu bersuhu minus seratus derajat celsius! Sangat dingin! Aku malas menyapanya, tapi aku tak pernah bosan memandang wajahnya! Mengapa? Karena namanya Dio!
Dio adalah sebuah nama yang bukan sekedar nama buatku. Dio mengandung sebuah sejarah. Dulu, ayahku pernah menjadi seorang pelaut. Di saat gelombang tinggi, ia berlayar menuju ke tengah lautan. Di sana, ayah menemukan segerombolan ikan yang berlimpah. Ayah girang bukan main. Saking girangnya, ayah sampai lupa kalau ia berada di atas perahu yang kapan pun bisa oleh tersapu gelombang. Ayah nyaris tertelan gelombang. Ketika ayah akan menjaring gerombolan ikan, seseorang dari arah tak terduga menaiki sebuah perahu karet yang rasanya mustahil berada di tengah lautan yang jauh dari daratan. Orang itu melambaikan tangannya kepada ayah. Ayah tersenyum dengan heran. Orang itu mendekati perahu ayah dan berbicara panjang lebar kepada ayah. Rupanya ia adalah korban kapal tenggelam yang selamat dan sedang mencari daratan. Ia sudah beberapa hari tinggal di lautan lepas. Ia makan ikan mentah yang dipungutnya ketika ikan berlimpah. Jika tidak, ia hanya meminum air laut yang asin. Sungguh miris ayah mendengar cerita orang itu. Ayah tak tega meninggalkan orang itu sendirian. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengajak orang itu ke daratan.
Ayah dan lelaki paruh baya itu semakin hari semakin akrab dan tanpa sekat. Mereka seperti membangun dunia dalam batas yang mereka buat sendiri. Ayah selalu lupa menanyakan nama lelaki itu. Hingga suatu hari, saat ayah hendak melaut lagi, ia menemukan sepucuk surat di kamar lelaki paruh baya itu.
Terima kasih atas bantuanmu. Aku takkan melupakanmu, kawan. Jagalah wanita yang ada di foto yang sekarang kau pegang ini. Aku percaya padamu. Kau percaya aku kan? Jagalah ia dengan hatimu…
Salam hangat,
DIO
Ayah mengerutkan dahi. Ia tak tahu harus bagaimana. Ia tak mengenali foto wanita yang sekarang ada di tangannya. Ia tak mengerti apa maksud kawannya itu. Ayah bingung. lalu, kepada siapa aku harus bertanya? Pikirnya.
Hampir seminggu ini ayah memutuskan untuk tidak melaut. Ia menyusuri kampung-kampung di tepian pantai demi menemukan wanita yang dimaksud kawannya yang menghilang secara misterius itu. Ayah mencari tanpa kenal putus asa. Tak jarang, ayah hanya beristirahat empat jam dalam sehari. Bahkan, makan dan minum pun tidak teratur. Semuanya berantakan. Hidup ayah seperti terombang-ambing di atas keadaan yang kian menghimpit. ayah benar-benar telah menjadi budak. Ya, ayah beralih pekerjaan dari melaut ke mencari wanita misterius!
Tubuh ayah ceking tak terurus. Rambut ayah panjang sebahu. Ayah seperti seorang seniman jalanan sejati. Ayah tak pernah memperhatikan dirinya sendiri. Ayah yang sendiri, semakin sendiri karena tak kunjung menemukan harta karun yang terpendam entah di belahan bumi mana.
Keterpurukan ayah lenyap ketika diumumkan bahwa telah ditemukan seorang wanita dengan ciri-ciri yang sama dengan wanita dalam foto pemberian lelaki bernama Dio itu. Ternyata wanita itu bernama Sandra. Sayangnya, wanita itu telah meninggal dunia. Ia meninggal sesaat setelah melahirkan bayinya. Bayi hasil perkawinannya dengan seorang lelaki bernama Dio!
Ayah frustasi. Pencariannya seperti sia-sia belaka. Demi membayar kepercayaan Dio, ayah rela merawat bayi lucu yang masih merah itu. Bayi itu dinamainya Dio!
Begitu banyak Dio di bumi ini. Seperti mencuplik sebuah teori dari Charles Darwin tentang seleksi alam, Dio rupanya terserang sindrom “seleksi alam” itu! Kondisi Dio kecil lambat laun melemah. Mungkin ia rela mengalah demi jutaan Dio yang ada di seluruh dunia. Dio akhirnya terseleksi oleh alam dengan tenang!
Begitu panjang riwayat “DIO” dalam kehidupanku dan orang-orang sebelumku. Karena sejarah hidupnya tentang Dio yang amat berkesan baginya pun ayah selalu mendesakku untuk mencari pacar yang bernama Dio. Anehnya, aku tak pernah kesulitan menemukan seorang Dio.
Begitu melimpahnya Dio. Sampai-sampai hidupku dikelilingi oleh jutaan Dio. Mulai dari kakekku, mantan pacarku, tukang ojek depan rumah, sampai tukang kebunku pun namanya Dio!
Dari sekian banyak Dio, kurasa hanya satu Dio yang paling “berbeda”! Dio itu sekarang ada di sampingku. Ia memandangku dengan pandangan semu. Ekspresinya masih saja dingin. Namun, dia tak pernah menolak jika aku menemaninya menghabiskan waktu kesendiriannya. Ya, ‘kedinginannya’ membuatnya seperti terasing. Aku tak mau kehilangan Dio lagi. Cukup Dio-ku yang terseleksi oleh alam. Jangan sentuh lagi Dio yang ini. JJJ