Jumat, 10 Februari 2012 | By: DIAN - NIDA - BLOG

SAHABATKU MENANGIS


Ketika
Sahabatku Menangis
Semua juga tahu Chika anak yang baik. Ia senang menolong, ceria dan tak pernah bersedih hati. Entah mengapa aku melihatnya beda hari ini. Wajahnya murung sejak pagi. Aku bingung angin apa yang membuatnya berbeda dari biasanya begitu. Bahkan dari pagi ia tak menghiraukan sapaan dari teman-teman yang lain. Sampai bel pulang pun dia masih terus murung. Aku merasa harus bertanya padanya.
“Chik, lo kenapa sih kayaknya dari tadi murung terus. Apa lo ada masalah? Kalo emang ada masalah lo bisa kok cerita ke gue.Gue siap jadi pendengar setia lo.”Tanyaku pada Chika.
Dia masih saja diam.
“Chik, jangan gini dong. Gue lihat lo beda kayak biasanya. Lo tuh kenapa sih?” tanyaku lagi.
“Gue nggak papa.”Jawabnya pendek.
“Kalo nggak papa kenapa lo murung gini?” tanyaku sehalus mungkin.
“Gue beneran nggak papa kok.” Jawabnya lagi.
“Ya udah deh kalo lo nggak mau cerita juga nggak papa.Mungkin lo masih butuh waktu buat nenangin diri. Gue cabut dulu yah…” Kataku akhirnya, sembari pergi meninggalkannya.

TO BE CONTINUED . . . . . .

0 komentar: